Kau tau rasanya menunggu itu? tidak enak bukan. Ya, aku tau jelas bagaimana rasanya menunggu itu. Kalau boleh ku putar waktu, rasanya aku tak ingin mempercayai kata-katamu lagi, kata-kata yang sengaja kau ciptakan hanya untuk membuatku bahagia sesaat, kata-kata yang membuatku percaya padamu lagi. Tapi, seharusnya aku cukup pintar untuk mengartikan kata-katamu itu hanya omong kosong.
Pembohong, mungkin aku bisa saja memaki-makimu dengan kata-kata itu tapi aku juga sadar, kalau kau juga pantas untuk bahagia dengan yang lain bukan? maaf kalau aku terlalu egois selama ini, tapi perlu kau tau seharusnya kau tak usah menyuguhkan hal-hal yang manis di awal bila pada akhirnya kau tak bisa berikan. Jangan jadi pahlawan yang awalnya menenangkan hati bila akhirnya kau jadi penghacurnya.
Maaf aku terlalu jauh kecewa atas sikapmu, maaf aku belum bisa menenangkan hati kembali, maaf aku belum bisa kembali percaya, Tapi aku yakin, aku tidak akan selamanya terpuruk seperti ini, aku akan muncul di hadapan mu kembali, dengan senyumku yang dulu, dengan ceriaku yang dulu. Tunggu aku, kau akan melihat sinarku kembali ceria lagi, yang tentunya alasan ceriaku itu bukan lagi karna mu.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment