Thursday, October 29, 2015

Melepasnya

Posted by Frida Adenia Irawan at 7:20 AM 0 comments
Merpati, kakaktua, serta burung-burung yang lainnya, sangat suka bila kita melepaskannya di angkasa, ia bisa mencari makan, hidup dialam bebas, bermain dengan temannya, rasanya lega, rasanya bebas. tapi mengapa malah justru melepaskanmu jauh dari kata bahagia?

Aku tau semua semua perpisahan terjadi karna ada permasalahan, baik dari ego masing-masing, dan juga keadaaan. mungkin keadaanku dan dia saat ini tidak memungkinkan untuk kita meneruskan buku yang baru 1 atau mungkin 2 bab ini kita tulis, kita tak mampu melanjutkannya, bukan karna tak mau, tapi kita sadar kita harus bangun dari mimpi dan menerima kenyataan bahwa keadaan yang memaksa kita untuk menutup buku lembaran tentang kita. 

Kau tau, orang yang meninggalkan dan orang yang di tinggalkan sama-sama memiliki kesakitan. sama-sama harus melepas, sama-sama harus merelakan. hidup tanpaa perhatiannya, hidup tanpa tawa candanya, hidup tanpa mendengar tangisannya lagi, kau tau? itu lebih sulit dari apa yang kau pikirikan. walaupun kadang kita sering bertengkar, mendebatkan hal-hal yang sangat tidak wajar, tapi dibalik itu semua, kita sama-sama memendam rasa yang amat tulus.

Merelakan adalah kata-kata yang amat berat saat ini aku jalani, melihatnya tersenyum tanpaku, melihatnya tertawa tanpaku, dan melihatnya sakit tanpaku. tapi yang harus aku tau, kita mengambil jalan perpisahan ini karna kita tidak ingin salah satu diantara kita akan lebih terluka, atau akan lebih sakit sendirian. kami berpisah bukan berarti kami berhenti mencintai, tapi kami berhenti saling menyakiti, berhenti dari angan-angan semu, berhenti dari janji-janji bohong, berhenti dari mimpi manis kita berdua. Ini waktunya kita bangun, jalani kenyataan bahwa aku dan kamu, sangat kecil kesempatannya untuk bersama.

MENDEKATI 0% , RIGHT?

Friday, January 9, 2015

Berjuang

Posted by Frida Adenia Irawan at 5:44 AM 0 comments
Seandainya waktu bisa ku putar kembali. aku ingin kembali pada masa itu, masa dimana aku dan kamu saling sayang-sayangnya, masa dimana aku dan kamu baik-baik saja, masa dimana matamu masih mengisyaratkan bahwa kau benar-benar sayang padaku, masa dimana kita sama-sama tersenyum, 
Dulu aku fikir, kamu yang bisa membuat hari-hari ku cerah, hari-hari ku berwarna, aku fikir. Tapi waktu pun semakin berjalan, kau telah berhasil membuatku benar-benar jatuh cinta padamu, benar-benar ingin memilikimu.
Tapi mengapa pada saat aku semakin mencintaimu, seperti tiada henti ini, kamu semakin berubah. sifatmu yang dulu hangat, menjadi dingin, tanganmu yang selalu hangat menjabat tanganku, sekarang terasa dingin. Mengapa kamu? ada apa sebenarnya denganmu? kenapa setelah aku jatuh dalam perangkap cintamu, kamu malah meninggalkanku? mengapa?
Aku sudah banyak berkorban untukmu, banyak meminum asam garam, sedangkan kamu hanya meneguk hal-hal manis saja, Dimana kah perasaanmu? tidak ada sekalipun kamu pernah menghargai apa yang aku lakukan padamu? pada akhirnya kamu sama saja, sama-sama meninggalkanku, menjadi seorang pengecut.
Apa ini akhir ceritanya? setahuku akhir cerita tak pernah sepahit ini, kalau boleh aku memilih, aku ingin kamu yang dulu, datang padaku.
Pada saat apa yang aku punya semuanya hilang, aku pun tak apa, asal kamu selalu ada di dekatku. kamu yang menjadikan aku semakin kuat untuk menghadapi kerasnya hidup ini.
mengapa kau biarkan aku berjalan sendirian seperti ini? Sampai saat ini pun hatiku masih terbuka untukmu, hati ini merindukan sosokmu yang dulu yang selalu membuat hati ini bahagia.
Tahukah kamu? aku disini selalu mendoakanmu, walaupun kau tak pernah sesekali menengok ke arahku.
 

Frida Adenia's Journey Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos